PRABOWO: SAYA MENGAGUMI SALAHUDDIN AL AYUBI KARENA IA ADALAH KSATRIA BAHKAN BAGI LAWANNYA
Warta Hub. “Saya mengagumi sosok Salahuddin Al-Ayubi. Ia adalah panglima perang
yang tangguh dan memiliki jiwa ksatria. Berbagai pertempuran berhasil
dimenangkan,” ujar Prabowo Subianto pada diskusi bertajuk KEPEMIMPINAN
yang disiarkan langsung oleh DIGDAYA TV lewat kanal Facebook.
Salahuddin Al Ayubi adalah panglima perang bagi umat muslim saat terjadinya perang salib melawan kaum Nasrani. Salah satu tempat yang berhasil ditaklukkan oleh Salahuddin adalah wilayah Jerusalem yang di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsa, tempat suci ke 3 bagi umat muslim setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Walaupun beragama muslim, namun Salahuddin dihormati di dunia barat yang mayoritas tidak beragama muslim. Ia mendapat penghormatan atas sikap ksatrianya. Salah satunya adalah berhasil menaklukkan Jerussalem tanpa terbunuhnya warga sipil.
“Salah satu lawan tangguh Salahuddin adalah Raja Richard 1 dari Inggris yang dikenal dengan julukan ‘Richard The Lionheart’. Mereka sudah berkali-kali bertemu di medan perang. Dalam suatu perang, Raja Richard dan pasukannya terkepung oleh pasukan Salahuddin dan hampir kalah. Hingga Raja Richard terjatuh dari kuda yang ditunggaginya karena sudah kelelahan,” lanjut Prabowo.
“Dalam kondisi pasukan yang sudah terdesak, Salahuddin bukannya menyerang dan membunuh tetapi justru memerintahkan pasukannya untuk mundur serta mengirimkan kuda kepada Richard. Alasannya, Richard adalah panglima perang yang tangguh, ia tidak pantas mati dalam kondisi tidak di atas kuda,” ucap Prabowo menirukan ucapan Salahuddin.
“Sikap ksatria dari Salahuddin menjadi panutan bagi umat Islam dan juga dicatat dalam sejarah oleh masyarakat di barat. Di sana ia dikenal dengan nama Saladdin.”
Salah satu sikap ksatria lainnya adalah ia menghargai musuhnya. Saat Raja Richard 1 sakit parah, Salahuddin justru mengirimkan dokter terbaik untuk menyembuhkan Richard. Tak hanya dokter, menurut beberapa riwayat Salahuddin juga mengirimkan buah dan juga es untuk membantu menyembuhkan seterunya itu.
“Kekuasaannya meliputi Afrika Utara hingga ke Persia. Namun yang mengharukan di masa tua ia tidak punya harta dan jatuh miskin. Bahkan untuk kain kafan dan pemakamannya saja harus meminta sumbangan dari raja-raja lain yang wilayahnya pernah ia kuasai,” kenang Prabowo.
Sikap ksatria dari seorang Salahuddin yang merupakan panglima perang menjadi inspirasi bagi Prabowo Subianto yang juga menghabiskan karirnya di medan perang.
Apakah pembaca sekalian sepakat bahwa sikap ksatria dari Salahuddin Al Ayubi layak untuk dijadikan contoh keteladanan?
Salahuddin Al Ayubi adalah panglima perang bagi umat muslim saat terjadinya perang salib melawan kaum Nasrani. Salah satu tempat yang berhasil ditaklukkan oleh Salahuddin adalah wilayah Jerusalem yang di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsa, tempat suci ke 3 bagi umat muslim setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Walaupun beragama muslim, namun Salahuddin dihormati di dunia barat yang mayoritas tidak beragama muslim. Ia mendapat penghormatan atas sikap ksatrianya. Salah satunya adalah berhasil menaklukkan Jerussalem tanpa terbunuhnya warga sipil.
“Salah satu lawan tangguh Salahuddin adalah Raja Richard 1 dari Inggris yang dikenal dengan julukan ‘Richard The Lionheart’. Mereka sudah berkali-kali bertemu di medan perang. Dalam suatu perang, Raja Richard dan pasukannya terkepung oleh pasukan Salahuddin dan hampir kalah. Hingga Raja Richard terjatuh dari kuda yang ditunggaginya karena sudah kelelahan,” lanjut Prabowo.
“Dalam kondisi pasukan yang sudah terdesak, Salahuddin bukannya menyerang dan membunuh tetapi justru memerintahkan pasukannya untuk mundur serta mengirimkan kuda kepada Richard. Alasannya, Richard adalah panglima perang yang tangguh, ia tidak pantas mati dalam kondisi tidak di atas kuda,” ucap Prabowo menirukan ucapan Salahuddin.
“Sikap ksatria dari Salahuddin menjadi panutan bagi umat Islam dan juga dicatat dalam sejarah oleh masyarakat di barat. Di sana ia dikenal dengan nama Saladdin.”
Salah satu sikap ksatria lainnya adalah ia menghargai musuhnya. Saat Raja Richard 1 sakit parah, Salahuddin justru mengirimkan dokter terbaik untuk menyembuhkan Richard. Tak hanya dokter, menurut beberapa riwayat Salahuddin juga mengirimkan buah dan juga es untuk membantu menyembuhkan seterunya itu.
“Kekuasaannya meliputi Afrika Utara hingga ke Persia. Namun yang mengharukan di masa tua ia tidak punya harta dan jatuh miskin. Bahkan untuk kain kafan dan pemakamannya saja harus meminta sumbangan dari raja-raja lain yang wilayahnya pernah ia kuasai,” kenang Prabowo.
Sikap ksatria dari seorang Salahuddin yang merupakan panglima perang menjadi inspirasi bagi Prabowo Subianto yang juga menghabiskan karirnya di medan perang.
Apakah pembaca sekalian sepakat bahwa sikap ksatria dari Salahuddin Al Ayubi layak untuk dijadikan contoh keteladanan?
Komentar
Posting Komentar